CILEGON – Warung remang-remang atau warem kembali mengusik masyarakat di Kota Cilegon. Warga akan bertindak jika Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon tutup mata dengan semakin maraknya warem di sepanjang jalur rel kereta api Statomer menuju Pelabuhan Merak tersebut.

Menurut Kepala Litbang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pemantau Program Pembangunan dan Kinerja Pemerintahan (LP3KP), H Haerudin Gojali, warem yang buka pada malam hari tersebut dijadikan tempat atau ajang kemaksiatan warga.

"Warga telah resah dengan kegiatan warem di lingkungan kami, karena warem tersebut dijadikan tempat minum-minuman dan juga prostitusi," kata H. Haerudin kepada seputarbanten.com, Rabu (15/04) siang.

Ditegaskan Haerudin, pihaknya akan melakukan tindakan menutup paksa warem yang berada di sepanjang lingkungan Cikuasa Merak itu.

"Kami akan berkoordinasi dengan tokoh masyarat, pak camat dan kepolisian untuk melakukan sweeping," ungkapnya.

Sikap gerah dan geram juga diutarakan Ketua LSM Gerakan Pemuda Peduli Pembangunan Rakyat (GAPPURA) Banten, Husen Saidan. Saat ditemui di kantornya, Husen sangat mendukung kegiatan pemberantasan praktik kemaksiatan di Kota Cilegon.

“Kita minta Pemkot Cilegon bertindak tegas dalam memberantas prostitusi. Kalau ini tetap dibiarkan, saya khawatir warga akan bertindak anarkis dan main hakim sendiri," tegas Husen di Merak.

Sementara itu Camat gerogol H. Hudri saat ditemui di kantornya, menyampaikan pihaknya tidak melarang masyarakat yang akan melakukan sweeping, selagi itu sesuai dengan aturan.

"Saya tidak melarang, masyarakat yang ingin melakukan sweeping akan tetapi harus sesuai persedur, setidaknya koordinasi dengan kami," ujar H. Hudri di ruang kerjanya.


Reportase : Dede

Posting Komentar

 
Top